
batamtimes.co , Batam – Tumpukan-tumpukan sampah di belakang pasar Induk Jodoh sudah sangat menggunung, para pedagang yang berjualan di seputaran lokasi merasa resah, sebab dari tumpukan sampah keluar bau yang sangat mengganggu.
Hanya saja anehnya, hingga kini Pedagang yang berjualan di lokasi itu setiap bulannya ditarik retribusi sampah. Besaranya juga sangat berfariasi, dikenakan pihak pengelola sampah kepada pedagang yang berjualan di seputaran Pasar Induk.
“Setiap bulannya pihak pengelola sampah di pasar induk ini mengutip uang sampah pada kami, nilainya berfariasi, ada yang setiap bulan di kenakan Rp 100 ribu, kemudian ada juga yang dikenakan tarif Rp 150 Ribu,Hingga Rp 200 ribu.Kutipan tersebut menurut petugas retribusi sampah nantinya uang yang terkumpul akan digunakan untuk biaya pembuangan sampah ke TPA,”kata salah seorang pedagang Rani yang dijumpai di lokasi pasar induk pada www.batamtimes.co Sabtu (3/4/2017)
dikatakanya,Selama dua bualan sampah diangkut secara teratur dan dibuang ke TPA Punggur, tapi setelah itu tidak lagi, sementara pengutipan uang sampah tetap berjalan, tapi sampah tidak pernah di angkut.
Menurutnya,tidak diangkutnya lagi sampah-sampah oleh pihak persampahan Kota Batam, karena pihak pengelola sampah di pasar Induk melarang bidang persampahan dari Dinas Lingkungan Hidup untuk mengangkut sampah-sampah tersebut, makanya sampai saat ini sampah-sampah yang terkumpul sudah sangat banyak.
Kasi persampahan Faisal Navrioco Sabtu mengatakan,sampah-sampah yang terkumpul di belakang Pasar Induk Jodoh berasal dari sampah-sampah Pedagang yang berjualan di seputaran Pasar Induk Jodoh, pedagang yang berjualan di sana berjumlah kurang lebih 130 pedagang.
Sampah-sampah yang dihasilkan pihak pedagang biasanya dikumpulkan sementara di belakang Pasar Induk.
Dan sampah diangkut Dinas Persampahan setelah satu bulan.” setiap bulannya 3 sampai 4 kali di angkut sampah dari tempat pemungutan sementara (TPS) untuk di buang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir)”ujar Faisal
Dikatakanya selama 2 bulan kami terus mengangkut sampah-sampah yang terkumpul di pasar induk itu, setiap bulannya 3 sampai 4 kali kami angkut untuk kami buang ke TPA, tapi karena pihak pengelola sampah di Pasar induk melarang saat kami akan melakukan pembersihan dan pengangkutan sampah-sampah .Sehingga kami tidak mengangkut sampah tersebut.
“selain itu,pengelola sampah dipasar induk tidak pernah dapat di jumpai, jadi sampai saat ini, dan hampir 2 bulan kami tidak lagi mengangkut sampah-sampah di sana”katanya mengakhiri wawancara
Pewarta : Mustafa