Batamtimes.co – Natuna
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti tiba di Bandara Lanud Raden Sadjad (RSA) Ranai, Natuna, Kepri, pada Selasa (06/11/2018) sekitar pukul 15.35 Wib. Menggunakan pesawat pribadinya Susi Air Cessna C208B Grand Caravan
agenda kunjungan kerja bersama rombongan Kementerian KKP, didampingi
Sekjen KKP Nilanto Perbowo, Dirjen PRL Brahmantya SP, Direktur KAPI Agus Suherman Samuel Coronado.
Bupati Natuna Drs H.Abdul Hamid Rizal
didampingi Wakil Bupati Ny. Ngesti Yuni Suprapti, Danlanud Raden Sadjad, Kolonel Pnb Prasetiya Halim, Danlanal Ranai Kolonel laut Harry Setiawan, Dandim 0318 Natuna, Letkol Inf Yusuf Rizal, Kapolres Natuna AKBP Nugroho Dwi Karyanto S.I.K, Wadanyon Komposit 1/GP Kapten Inf Alice Aprianto.
Turut hadir juga Kepala Satker KIPM Natuna, Catur, Dedi PSDKP Natuna, Kadis Pariwisata Natuna, Erson Gempa Afriadi, Kadis Perikanan Natuna, Zakimin.

Menteri Susi Pudjiastuti dan rombongan tampak memasuki VIP Room di VIP Room Lanud RSA. Suasana keakraban Bupati Natuna dan FKPD bincang – bincang kecil sembari menikmati makanan ringan. Sekitar pukul 16.00 Wib Menteri Susi beserta rombongan bergerak menuju Mess Antariksa Lanud Raden Sadjad.
Kunjungan kerja Menteri Susi Pudjiastuti kali ini, akan melaksanakan serangkaian kegiatan diantaranya, melakukan pelatihan terhadap nelayan dan bimbingan teknis penangkapan Gurita untuk nelayan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) yang terpusat di Selat Lampa Natuna mulai tanggal 6 – 8 November 2018.
Selain itu, Menteri Susi Pudjiastuti juga pengusaha pemilik dan Presdir PT ASI Pudjiastuti Marine Product, eksportir hasil-hasil perikanan akan melaksanakan serangkaian kegiatan pengenalan kapal Perikanan dan panduan singkat pengoperasian mesin kapal Nelayan.
Menteri Susi Pudjiastuti bisa dibilang rajin bertandang ke Natuna, ia dikenal sebagai Menteri Kelautan dan kebijakannya yang tegas terhadap penangkapan ikan ilegal.
Namanya bahkan dikaitkan dengan kata “tenggelamkan” yang mengacu kepada hukuman penenggelaman kapal-kapal asing ilegal di perairan Indonesia.
Akhirnya membuahkan hasil dari penelitian yang diterbitkan di Jurnal Nature menunjukkan bahwa kebijakan agresif Susi terhadap penangkapan ikan ilegal membuat negara asing berpikir untuk memasuki perairan Indonesia khususnya Natuna melakukan ilegal Fishing.
(Red /Pohan)