Batamtimes.co – Natuna –
Tepung terigu di kota Ranai, Kabupaten Natuna langka sejak satu bulan lalu, akibatnya para ibu rumah tangga dan pedagang makanan cukup kerepotan karena hilangnya stok tepung terigu dari pasaran.
Hal tersebut diungkapkan salah seorang pedagang sembako enggan disebut identitasnya di Jalan Dtk Kaya Wan Mohd Benteng Ranai, Natuna, Kepri, kepada media ini saat dikonfirmasi Selasa (05/02/2019) petang.
” Benar mas, kelangkaan tepung terigu ini sudah satu bulan lalu, bisa ditanyakan lah pada warung semua pada kosong, ujarnya.
Dia mengatakan kelangkaan tepung terigu dipasar salah satunya kapal tak berani berlayar, akibat cuaca buruk dan gelombang tinggi dan pihak Syahbandar sendiri tidak memberikan izin kapal berlayar, ucapnya.
Sementara kapal tol laut yang biasa berlayar dari Jakarta membawa barang barang sembako ke Natuna juga tak berani berlayar, apalagi kapal kayu seperti milik para toke di Ranai tak akan mampu melewati gelombang tinggi ditengah laut bisa mencapai tujuh meteran, terangnya.
Kesulitannya tepung terigu tidak bisa distok seperti semen sebab akan mudah rusak dan berubah baunya, jadi pedagang tidak berani mengambil resiko menumpuk tepung banyak-banyak setidaknya sesuai dengan kebutuhan saja, tambahnya.
Kelangkaan tepung terigu juga dirasakan Marni misalnya, salah seorang pedagang makanan di Jalan Jenderal Sudirman mengaku sudah empat hari mencari tepung terigu, namun ketika bertanya kepada setiap pedagang, jawabannya selalu sama, kosong.
“Tanya kesana-sini jawabannya tetap sama, kosong. Saya empat hari keliling nyari-nyari terigu, tak satupun toko dan warung yang menjualnya. Padahal nak bikin kue pesanan orang,” ungkap dia yang sehari-harinya membuat kue pesanan.
Kondisi ini kata dia mendorong dirinya beralih membuat kue dari bahan dasar terigu ke tepung beras. Namun kata dia, penggunaan tepung beras tersebut tidak bisa dibuat kesemua kue dan roti pesanan dia.
“Akibat dari kosongnya terigu di pasar, kami para pedagang harus pandai-pandai mensiasati, misalnya beralih membuat kue dari bahan terigu diganti dengan tepung beras. Akan tetapi tidak semua bisa dibuat kue, hanya kue tertentu saja,” kata dia.
Ditanya harga terigu saat ini, dia mengatakan masih normal, hanya saja barangnya tidak ada.
Dia berharap pemerintah daerah semestinya harus tanggap sudah satu bulan kelangkaan tepung terigu di Ranai karena menyangkut kebutuhan masyarakat terutama para pedagang makanan, pintanya.
Sementara pihak pemerintah melalui Dinas perdagangan Kabupaten Natuna belum berhasil dikonfirmasi, hingga berita ini diturunkan apa penyebab pasti kelangkaan tepung terigu pasaran, kiranya pemerintah bisa mencari solusi terhadap keluhan masyarakat terhadap kelangkaan tepung terigu di kota Ranai.
(Red/Pohan)