Natuna (BT) – Dua korban peserta lomba renang diacara Festival Pulau Senua yang digelar Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna, Minggu (16/06/2019) lalu. Nyaris tenggelam, akibat kelelahan disaat mengikuti lomba renang jarak 100 meter.

Raisya (11) Murid SD Negeri 007 Ranai darat menjelaskan, kejadian tenggelam yang dialaminya. Dia berenang mulai start tertinggal dengan peserta lainya, karena gugup, panik, bercampur lelah dan parahnya lagi air masuk hidung ketelan.
” Rasanya tak mampu lagi berenang, nyaris tenggelam dengan cepat tim SAR Natuna menyelamatkan, dinaikan keatas perahu karet, ” ucapnya
Raisyah menuturkan saat diangkat anggota tim SAR dan TNI-POLRI untuk dilarikan ke pos panitia, ia sadar tetapi kondisinya lemah. Karena tak mampu ditangani petugas medis. Tak lama kemudian petugas membawa ke pelabuhan Teluk Baruk, Desa Sepempang, Kecamatan Bunguran Timur, Ranai menggunakan Sea Rider milik TNI-AL.
Setiba di Pelabuhan Teluk Baruk, kebetulan mobil Ambulance sudah Standby. Langsung dilarikan Ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ranai dengan kecepatan tinggi menempuh perjalanan hampir setengah jam.
Pukul 13.00 Wib tiba di RSUD Ranai masuk Instansi Unit Darurat (IGD) ditanggani medis tidak berapa lama kemudian baru ia sadarkan diri setelah dipasangi oksigen, paparnya.
Berselang satu jam kemudian, sekitar pukul 14.15 Wib, Fery (16) pelajar SMK Pariwisata Kabupaten Natuna menyusul Raisya di RSUD Ranai diruangan rawat yang berbeda, ungkap Raisya.
Ditemui batamtimes.co dirumah neneknya di Meso, Singgang Bulan, Desa Batu Gajah, Kecamatan Bunguran Timur, Ranai, Natuna, Kamis (20/06/2019) siang.
Ditempat terpisah, Fery juga menuturkan hal yang sama, ia berusaha melaju mengejar pesaingnya dengan cepat, belum sempat berputar kembali ke garis finish. Tiba-tiba, merasakan kelelahan nyaris tenggelam, namun masih bisa bertahan, ucapnya.
Bagi mereka ketika peristiwa tersebut terjadi, yang membuat mereka sedih Fery dan Raisya, disaat mereka kelelahan butuh penanganan serius medis dipos panitia.
Tapi, sangat disayangkan petugas medis tidak memiliki perlengkapan medis yang memadai seperti Oksigen. Petugas hanya mengoleskan minyak kayu putih, itu saja yang mereka rasakan, keluhnya.
Padahal menurut mereka peralatan medis hal yang sangat penting, jika terjadi kecelakaan diacara Festival lomba dengan cepat bisa diatasi. Sebab panitia harus siap dan bertanggung jawab untuk pengamanan, keselamatan peserta lomba maupun pengunjung adalah hal yang paling utama, karena nyawa lebih diatas segalanya, ujar Fery.
Ketika disinggung beban biaya pengobatan mereka di RSUD kata Fery, semuanya sudah ditanggung pihak panitia melalui BPJS. Mengaku belum pernah dijenguk panitia hingga saat ini.
Kedepan kejadian ini tidak terulang kembali kepada siapapun cukup mereka berdua jadi korban. Mereka menyarankan kepada panitia hendaknya peralatan medis lebih dilengkap juga kelas lomba renangnya sesuai usia, tidak dicampur anak-anak dan dewasa, pinta mereka.
Kondisi kedua pasien saat itu, kata dokter Medi sudah stabil, beberapa saat kemudian mereka sudah diperbolehkan pulang dan penyebabnya akibat, kelelahan ditengah lomba. Dikonfirmasi lewat WhatsApp miliknya, Senin (17/06/2019) lalu.
Menurutnya untuk menghindari kelelahan disaat mengikuti lomba renang, dia menyarankan peserta terlebih dahulu melakukan pemanasan seperti senang kecil. Tetapi jangan terlalu kencang, sebab bisa berakibat kram perut.
Ditambahkan dokter bernama lengkap Medi Primatori Purnawan, SpB Financs, jika peserta sudah mengalami kram perut dapat membahayakan peserta. Bisa tenggelam, ini perlu diwaspadai, tandasnya.
(Red/Pohan)