Papua — batamtimes.co – Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) mendesak Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, untuk bersikap terbuka kepada publik terkait maraknya penerbitan Izin Usaha Pertambangan (IUP) di wilayah Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Ketua PB HMI Bidang Lingkungan Hidup, Andi Kurniawan Sangiang, menyatakan bahwa penerbitan IUP di wilayah yang dikenal sebagai “surga dunia” tersebut mencerminkan bentuk kesadaran negara dalam mendukung perusakan lingkungan, khususnya pulau-pulau kecil yang ada di Raja Ampat.
“Penerbitan IUP adalah sikap resmi negara. Artinya mereka (pemerintah) tahu betul bahwa ini terjadi perusakan di sana,” ujar Andi kepada wartawan, Kamis (5/6).
Menurutnya, pemerintah melalui Kementerian ESDM seharusnya lebih selektif dan bertanggung jawab dalam memberikan izin tambang, terutama di wilayah dengan keanekaragaman hayati tinggi dan nilai ekowisata global seperti Raja Ampat.
“Negara tidak boleh asal menerbitkan IUP meskipun daerah tersebut memiliki potensi tambang. Raja Ampat harus mendapat perhatian khusus, bukan justru dikorbankan demi kepentingan ekonomi sesaat,” tegas Andi.
Andi mengungkapkan bahwa saat ini terdapat setidaknya empat IUP tambang nikel yang sudah aktif di Raja Ampat. Namun, ia mencurigai masih banyak izin lainnya yang belum diketahui publik.
“Ini baru empat IUP nikel yang terlihat. Kita tidak tahu berapa banyak lagi. Ini saja sudah merusak. Kami minta Pak Bahlil untuk terbuka kepada rakyat bagaimana izin-izin ini bisa keluar di tanah surga dunia ini,” lanjutnya.
Ia menegaskan bahwa Raja Ampat merupakan aset nasional yang keberadaannya diakui dunia karena keindahan alam, laut, serta kekayaan terumbu karangnya. Oleh karena itu, seluruh aktivitas pertambangan di wilayah tersebut harus dihentikan.
“Raja Ampat adalah surga yang diakui dunia. Kerusakan di sana adalah kerugian besar bagi bangsa ini. Semua IUP tambang di sana harus dicabut,” pungkasnya.
Sebagai informasi, saat ini kondisi alam Raja Ampat menjadi sorotan publik. Berbagai gambar dan video yang memperlihatkan eksploitasi pulau-pulau kecil oleh perusahaan tambang, terutama nikel, beredar luas di media sosial. Padahal, selama ini Raja Ampat dikenal sebagai ikon wisata alam Indonesia yang mendunia.
Penulis : Tanto