
Bogor– batamtimes.co – Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) bersama Majelis Kesehatan Aisyiyah Kabupaten Bogor resmi meluncurkan Rumah Gizi sebagai langkah nyata dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dan mencegah stunting. Acara peluncuran ini berlangsung di Alun-Alun Desa Cibitung Wetan, Pamijahan, pada Sabtu (1/2/2025) dan diresmikan secara simbolis oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat, H. Zamzam Erawan, didampingi kader Aisyiyah dan perwakilan YAICI.
Peluncuran Rumah Gizi ini menjadi bagian dari rangkaian Pengajian Daerah Muhammadiyah serta peresmian Alun-Alun Desa Cibitung Wetan. Rumah Gizi diharapkan menjadi pusat edukasi dan pendampingan bagi masyarakat dalam menerapkan pola hidup sehat serta mengurangi angka stunting di Kabupaten Bogor.
Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten Bogor, Hermawati, dan Pimpinan Cabang Aisyiyah Pamijahan, Ade Herni, menegaskan bahwa Rumah Gizi adalah bentuk nyata kepedulian terhadap kesehatan masyarakat, terutama di wilayah pedesaan seperti Cibitung Wetan.
Salah satu fokus utama edukasi di Rumah Gizi adalah pola makan anak-anak, terutama dalam menghindari jajanan tidak sehat seperti makanan pedas serta penggunaan kental manis (SKM) sebagai pengganti susu. Meski sudah mulai berkurang, masih ada sebagian masyarakat yang mengonsumsi SKM karena faktor harga dan kemudahan.
“Melalui pengajian dan posyandu, kami terus mengedukasi masyarakat bahwa kental manis bukanlah susu dan tidak baik untuk kesehatan, terutama bagi anak-anak dan lansia,” ujar Hermawati.
Sebagai solusi, masyarakat didorong untuk mengonsumsi makanan tradisional seperti bubur kacang hijau dan cemilan sehat berbasis hasil pertanian lokal.
Koordinator Rumah Gizi Majelis Kesehatan Aisyiyah Kabupaten Bogor, Lina Marlina, menjelaskan bahwa program ini berfokus pada lima kelompok utama:
- Remaja
- Calon pengantin
- Ibu hamil
- Ibu menyusui dan ibu dengan balita
- Lansia
“Kelima kelompok ini menjadi perhatian utama karena pola asuh dan kebiasaan makan berawal dari mereka. Edukasi sedini mungkin kepada remaja sangat penting agar nantinya bisa mencegah stunting di masa depan,” jelas Lina.
Sejak 2017, Aisyiyah telah melakukan pendampingan kesehatan di berbagai desa di Kabupaten Bogor, termasuk Leuwiliang, Cibeber 4, Barengkok, dan kini Pamijahan. Meski masih menghadapi tantangan seperti kurangnya antusiasme dari remaja dan calon pengantin, banyak masyarakat yang merasakan manfaat dari edukasi ini dan meminta agar program terus berlanjut.
Dukungan dari Pemerintah dan Tokoh Masyarakat
Direktur Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan, Nugroho Setijo Nagoro, menyambut baik inisiatif ini dan berharap adanya kolaborasi dengan koperasi, BumDes, serta kelompok masyarakat untuk mengelola program secara berkelanjutan.
“Dana Desa Stunting bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan Rumah Gizi, asalkan data dan sasarannya tepat,” ujarnya.
Nugroho juga menawarkan dukungan untuk mereplikasi program ini ke desa-desa lain. “Jika model Rumah Gizi ini berhasil, kami siap membantu agar bisa diterapkan di desa lain,” tambahnya.
Sementara itu, anggota DPD RI Jawa Barat, Jihan Fahira, mengapresiasi program ini dan berharap bisa memberi manfaat luas bagi masyarakat.
“Dengan adanya Rumah Gizi, kita berharap anak-anak dapat tumbuh sehat dan menjadi generasi unggul untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045,” kata Jihan.
Hermawati dan Ade Herni menegaskan bahwa mereka akan terus berupaya meningkatkan edukasi bagi masyarakat, terutama orang tua dan generasi muda, agar lebih peduli terhadap pola makan anak-anak.
“Kami ingin masyarakat lebih sadar akan pentingnya pola makan sehat. Dengan semakin banyaknya jajanan tidak sehat di sekitar, edukasi seperti ini sangat penting,” tutup Hermawati.
Melalui Rumah Gizi, diharapkan angka stunting di Kabupaten Bogor dapat ditekan dan masyarakat semakin sadar akan pentingnya konsumsi makanan sehat untuk masa depan yang lebih baik.
Penulis : Paul
Editor : Pohan