batamtimes.co , Jawa Tengah – Guna mengantisipasi bencana kekeringan selama musim kemarau, Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung menyiapkan sedikitnya 300 sampai 350 tangki air bersih yang bersumber dari APBD untuk keperluan dropping ke berbagai wilayah yang masuk dalam kategori zona rawan.
Kasi Penanganan Darurat dan Logistik, Badan penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung, Gito Walngadi, menjelaskan, apabila terjadi kemarau berkepanjangan dan persediaan yang ada tidak mencukupi, maka pihaknya akan mengajukan tambahan persediaan air bersih ke pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Provinsi Jawa Tengah.
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Semarang, BPBD Temanggung menyebut bahwa musim kemarau tahun 2017 ini diprediksi akan terjadi selama kurang lebih empat bulan mulai bulan Juli hingga puncaknya pada Oktober mendatang.
“Meski sudah memasuki bulan Juli, tapi kami belum memperoleh surat permintaan bantuan air bersih dari wilayah manapun,” jelasnya, Senin (24/7).
Lebih jauh ia menjelaskan, terdapat sedikitnya 14 Kecamatan yang berpotensi mengalami krisis air bersih saat musim kemarau tiba. Yakni Tretep, Kaloran, Kandangan, Kranggan, Candiroto, Bulu, Pringsurat, Jumo, Kedu, Selopampang, Gemawang, Tlogomulyo, Kledung, dan Bejen.
Kendati demikian, berdasarkan pengalaman pada musim kemarau tahun 2015 lalu, dari ke 14 kecamatan tersebut, daerah yang paling berpotensi mengalami krisis air bersih hanya ada 11 Kecamatan, 22 Desa dan 82 Dusun.
“Yang paling rawan adalah Kecamatan Kranggan, Kaloran dan Kandangan. Sedangkan yang tingkat kerawanannya paling minim adalah Kecamatan Kledung, Tlogomulyo dan Kedu. Meskipun demikian, kami tetap mewaspadai segala kemungkinan yang terjadi,” pungkasnya.
(red/merdeka)