Polemik Malam Syukuran Pelepasan WNI dari Wuhan, Diduga Bawa Atas Nama Masyarakat Bakal Berbuntut Panjang

0
640

Batamtimes.co – Natuna – Sejumlah organisasi pemuda dan masyarakat Natuna mempertanyakan acara kegiatan malam syukuran dan apresiasi tim kemanusiaan pelepasan WNI dari Wuhan dengan masyarakat Natuna.

Pasalnya diacara tersebut diduga seolah-olah dilaksanakan atas nama masyarakat Natuna. Akibatnya menimbulkan polemik dan perdebatan serta kegaduhan ditengah masyarakat dan saling tuding bahkan dibully warga Net disejumlah medsos.

Cherman hadir beri Klarifikasi soal acara malam syukuran dan apresiasi Tim kemanusiaan pelepasan WNI dari Wuhan dengan masyarakat Natuna di Gedung Sri Serindit Ranai, Sabtu (15/02/2020) Lalu kepada sejumlah ketua OKP dan Ormas di Ranai Square Jumat (21/02/2020) Siang.

Hal itu terungkap saat Ketua KNPI Haryadi didampingi Ketua Pemuda Pancasila Fadillah serta Pengurus ormas lainya menggelar komperensi pers di Ranai Square, Jalan Soekarno – Hatta Ranai, Natuna, Jumat (21/02/2020) pukul 10.00 Wib.

Menurut Haryadi untuk menjernihkan permasalahan ini, pihaknya meminta Klarifikasi kepada oknum panitia penyelenggara acara. Apa yang terjadi di malam syukuran dan apresiasi kemanusiaan pelepasan WNI dari Wuhan dengan masyarakat Natuna, digelar di Gedung Sri Serindit, Ranai, Sabtu (15/02/2020) pukul 20.15 Wib lalu.

Soalnya diacara tersebut telah menciderai hati masyarakat Natuna akibat ulah sekelompok oknum yang sengaja membawa-bawa atas nama masyarakat Natuna.

” Kami meminta penjelasan dari panitia pelaksana, masyarakat Natuna yang mana yang menyelenggarakan acara tersebut,” ucapnya.

Dia menjelaskan tidak tahu jika acara malam syukuran dan apresiasi tim kemanusiaan pelepasan WNI dari Wuhan itu atas nama masyarakat Natuna.

Sejumlah ketua OKP, Ormas dan Pengurus Organisasi Wartawan PWI dan AJOI sedang menunggu kehadiran Ivan untuk Klarifikasi soal kegiatan Malam syukuran dan apresiasi Tim kemanusiaan pelepasan WNI dari Wuhan diduga membawa-bawa nama atas nama masyarakat Natuna di Ranai Square Jumat (21/02/2020).

Sebab mereka juga merasa masyarakat Natuna malah tidak tahu menahu dan tidak mengerti acara itu siapa sebenarnya yang menyelenggarakan. Sebab itu mereka ingin kejelasan dari penyelenggara siapa pelaksananya dan darimana sumber dananya ini harus diperjelas, jelas Haryadi.

Kata Haryadi lagi, kehadiran mereka diacara malam syukuran itu hanya sebatas untuk menyampaikan surat terbuka, berisi permintaan masyarakat Natuna terdapat 9 point kepada Presiden Jokowi melalui Menko PMK Muhadjir Efendi.

Setelah selesai menyampaikan surat terbuka pulang kerumah karena merasa itu bukanlah acara masyarakat Natuna, tegasnya.

Hal senada disampaikan Ketua Pemuda Pancasila Fadillah mengaku kalau dirinya  dihubungi Cherman wartawan Antara akan ada acara malam syukuran yang diselenggarakan tim kemanusiaan dari BPNP.

Namun untuk teknis administrasi harus melalui Event Organizer (EO) akhirnya Ivan alias Agung Elisa Hermawan yang  mengatur EO bukan atas nama masyarakat Natuna.

Hal tersebut diperjelas ketika Ketua Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO) Pemuda Pancasila, Wan Harris Munandar mempertanyakan kembali kepada Ivan, soal acara malam syukuran itu.

Ivan mengaku acara tersebut dibiayai oleh LSM milik Ivan alias Agung Elisa Hermawan, sebut Fadillah.

Sekretaris Forum RT/RW Kepri  Kecamatan Bunguran Timur, Wan Hariansyah juga mempertanyakan kegiatan malam syukuran itu merasa ganjil sebab pihaknya yang menerima undangan tidak tercantum nama yang jelas hanya disebut tim saja.

Ia mengutus perwakilan beberapa orang RT untuk menghadiri sambil memantau acara tersebut, selain itu ada juga penyerahan plakat mengatas namakan masyarakat Natuna dan apa isi tulisanya dia juga tidak tahu.

Dia berharap kepada panitia pelaksana bisa hadir untuk memberikan penjelasan untuk menjawab pertanyaan dari masyarakat, pintanya.

Ditengah acara berlangsung muncul Cherman sendirian salah satu yang terlibat diacara malam syukuran diminta mengklarifikasi permasalahan yang terjadi.

Cherman menjelaskan keterlibatannya dalam pelaksanaan acara malam syukuran mengaku, jika dirinya diminta pihak tim BNPB untuk mengakomodir seni, budaya dan randon acara.

” Saya dihubungi secara pribadi oleh staf Kepala BNPB pak Egi, untuk di tampilkan malam syukuran dan apresiasi tim kemanusiaan pelepasan WNI dari Wuhan, ucapnya.

Soal pemberian cendramata memang atas nama masyarakat tapi soal isinya. Saya tidak tahu, karena sudah diluar tertib acara, tambah Cherman lagi.

Hingga dipungujung acara pukul 11.15 Wib penjelasan siapa pelaksana kegiatan malam syukuran dan apresiasi pelepasan WNI dari Wuhan pihak yang membawa atas nama masyarakat belum juga terjawab.

Sebab Ivan yang ditunggu kehadiranya dan diduga paling bertanggungjawab diacara tersebut juga belum hadir, untuk menjelaskan akar masalah yang terjadi di malam syukuran.

Akhirnya sekira pukul 15.30 Wib Ivan muncul untuk memberikan Klarifikasi kepada para ketua ormas pemuda juga dihadiri Ketua Organisasi Wartawan PWI dan AJOI.

Ifan menyatakan awalnya acara malam syukuran tersebut ia dihubungi oleh pihak BNPB dan Kemenko PMK untuk diajak sama-sama membuat acara syukuran yang melibatkan masyarakat Natuna.

“Tugas saya adalah menyiapkan belanja ikan, dan masakan tradisonal dengan waktu 2×24 jam. Untuk spanduk, arahan langsung dari satgas BNPB. Artinya mereka pesan desain saya tinggal pasang.

Tugas rekan saya Cherman secara teknis pembawa acara, musik dan perangkat didepan. Soal polemik penggunaan bahasa diselengarakan oleh masyarakat Natuna, karena saya merasa bagian dari masyarakat Natuna. Semua acara ini terbuka dan transparan,” kata Ifan.

Dia mengaku masalah anggaran dari acara itu yang memakai Even Organizer (EO), bahkan Ifan menyarankan agar lebih jelas untuk mengklarifikasi ke BNPB pusat, apakah ada aliran dana yang masuk kepadanya.

“Saya tidak menerima dana dari pusat, baik dari BNPB, Menko PMK dan tim observasi,” tegasnya.

Namun Klarifikasi Ivan tersebut juga kembali dipertanyakan Ketua KNPI Haryadi mengatakan Natuna mempunyai Pemerintah Daerah yang dipilih oleh masyarakat Natuna dan merupakan perpanjangan tangan masyarakat.

“Jika pribadi Pak Ifan yang mengatakan mengatasnamakan masyarakat Natuna, apakah ini sudah cukup untuk mewakili masyarakat Natuna? sebab para ketua ormas dan OKP tidak merasa terwakilkan,” kata Haryadi.

Lanjut Haryadi, silahkan mencari panggung dengan tidak memanfaatkan momen yang ada tetapi tidak untuk menjual nama masyarakat pada akhirnya akan menyakiti dan menyinggung hati masyarakat.

Menurut Haryadi akibat masalah ini menganggap Ifan sudah mengkotak-kotakan masyarakat untuk memecah belah suasana di Natuna.

“Kalau Pak Ifan merasa ini salah, minta maaf secara terbuka. Kalau merasa ini benar, pertahankan saja argumentasinya. Pandangan kacamata kami, Pak Ifan sudah melakukan kesalahan karena sudah membawa nama masyarakat. Kami diserang oleh masyarakat Natuna,” tegasnya.

Akhirnya, Ifan mengatakan jika dirinya dianggap telah menyakiti masyarakat Natuna dengan ini menyatakan secara terbuka meminta maaf seribu kali maaf.

Sebab kata Ivan, niatnya tidak ingin mendeskreditkan masyarakat Natuna, merugikan masyarakat Natuna atau untuk keuntungan pribadinya karena apa yang ia lakukan semua untuk kebaikan Natuna.

Namun kata dia, silahkan buat Klarifikasi tertulis biar dijawab tertulis, atau jika perlu mediasi aparat hukum silahkan, biar klar sama-sama disidik. Itu saja ditempuh dan siap dipertanggungjawabkan dimuka hukum, tantangnya.

Menjawab tantangan Ivan tersebut Ketua Pemuda Pancasila Fadillah merasa sangat kecewa dan menyatakan, jika sejak awal dirinya tahu kegiatan itu bukan BNPB. Dia dipastikan Pemuda Pancasila tidak akan ikut membacakan Surat Terbuka itu, terang Fadillah.

Dia mengatakan telah terjadi pembohongan publik karena ada perbedaan penjelasan antara Cherman dan Ivan kepada dirinya.

Fadillah siap melaporkan permasalahan ini kepada pihak hukum agar masalahnya menjadi terang benderang. Sebab pihaknya merasa telah dirugikan dan turut dipermasalahkan masyarakat akibat acara tersebut, tandasnya.

(Red/Pohan)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here