Batam – batamtimes.co – Sejumlah negara di wilayah Asia dan Eropa masih mendominasi Penanaman Modal Asing (PMA) di Kota Batam sepanjang tahun 2023.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI mencatat, nilai investasi Singapura masih memuncaki PMA di Batam dengan nilai USD 366,47 juta atau setara Rp 5,42 triliun dari 778 proyek pada tahun 2023.
Selanjutnya, Tiongkok menyusul di peringkat kedua dengan nilai sebesar USD 51,708 juta atau Rp 765,28 juta dari 155 proyek.
Tidak hanya kedua negara asal Asia tersebut, negara-negara Eropa juga masih menduduki 10 besar negara dengan investasi terbesar di Batam. Seperti Perancis, Luxembourg, Swiss, Inggris dan Jerman.
Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam, Ariastuty Sirait mengatakan, pencapaian ini tidak terlepas dari komitmen BP Batam untuk terus memberikan kemudahan bagi para investor.
Selain itu, kata Ariastuty, kemajuan infrastruktur Batam yang pesat juga menjadi faktor lain dalam memberikan kenyamanan terhadap investor.
“Sesuai arahan Kepala BP Batam, kami juga terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Sehingga, tidak ada lagi kendala dalam perizinan,” ujar perempuan yang akrab disapa Tuty tersebut, Selasa (6/2/2024).
Di samping itu, Tuty menyebut bahwa BP Batam telah menyiapkan sejumlah program strategis untuk mendukung perkembangan dan pertumbuhan investasi di Batam.
Salah satunya adalah rencana pelebaran jalan mulai dari Simpang Kepri Mall menuju Bundaran Sagulung dan Pembangunan Jembatan Layang (Fly Over) Sei Ladi.
“Pembangunan infrastruktur jalan ini merupakan bentuk komitmen BP Batam dalam mendukung pertumbuhan investasi. Sehingga, tidak ada lagi kemacetan yang mengganggu aktivitas pekerja,” tambahnya.
Ia berharap, dukungan terhadap investasi memberikan dampak positif terhadap gairah ekonomi Kota Batam ke depan.
“Batam ini identik dengan investasi. Apabila produksi terus berjalan, maka kesempatan dan peluang kerja bagi masyarakat pun terbuka lebar,” pungkasnya.
Untuk diketahui, realisasi investasi asing di Batam sepanjang tahun 2023 mencapai USD 595,9 juta atau Rp 8,819 triliun dari 1.468 proyek yang ada.
Berikut daftar 10 negara dengan sumbangan PMA terbesar :
1. Singapura USD 366,477 juta dengan 778 proyek ;
2. Tiongkok USD 51,708 juta dengan 155 proyek ;
3. Hongkong USD 41,674 juta dengan 88 proyek ;
4. Perancis USD 40,748 juta dengan 14 proyek ;
5. Jepang USD 22,652 juta dengan 43 proyek ;
6. Malaysia USD 15,808 juta dengan 96 proyek ;
7. Luxembourg USD 13,157 juta dengan 6 proyek ;
8. Swiss USD 6,7 juta dengan 9 proyek ;
9. Inggris USD 6,5 juta dengan 21 proyek ;
10. Jerman USD 6,4 juta dengan 16 proyek.
(Red/Adi )