Batam – Situasi Covid-19 di Indonesia hari ini belum 100 persen stabil. Sebab, hingga saat ini, wabah global ini masih terjadi di sejumlah Negara termasuk Negara kita Indonesia. Organisasi kesehatan dunia atau WHO, akan memberlakukan tatanan kehidupan baru atau “New Normal” di tengah Covid-19. Dan hal ini juga, termasuk di Indonesia.
Suasana Webinar yang digelar Pemuda Nias secara viertual Sabtu (20/6/2020) Pukul 15.00 WIB @LKN
Gerakan Angkatan Muda Nias Indonesia (GAMNIS) Kepuluan Riau memandang perlu pembahasan soal ini. Sebab, di tengah wabah pandemic global ini belum ada terdapat vaksin yang ampuh melawan Covid-19. Jangan sampai, di Indonesia terjadi gelombang kedua jika sudah benar-benar masuk fase New Normal. Maka dengan itu, GAMNIS menggelar webinar nasional secara virtual Sabtu (20/6) pukul 15.00 WIB. Dengan Tema “Bersatu dan Bergotong Royong Menangani Covid-19 Dan Dampaknya Dalam Masa Transisi New Normal”.
Untuk mengupas diskusi tersebut, turut hadir narasumber dan pembicara nasional yang dipandu oleh Leo Halawa SH Moderator sekaligus sebagai Ketua Umum Gamnis Kepri antara lain DR. HM. Soerya Respationo, SH, MH (Romo) adalah Tokoh masyarakat Kepri dan mantan Wakil Gubernur Kepri 2010-2015,Firman Jaya Daeli, SH Ketua Dewan Pembina Puspolkam Indonesia. Prof. DR. Ir. H. Chablullah Wibisono, M.M Guru Besar / Rektor Universitas Batam (Uniba), Kolonel (CKM) DR.dr. H. Khairul Ihsan Nasution, Sp.BS Kepala RS Khusus Infeksi COVID-19 Pulau Galang dan Kombes Pol Harry Goldenhardt.S, S.I.K, M.Si Kabid Humas Polda Kepri.
DR. HM. Soerya Respationo, SH, MH dalam pemaparannya, tema tersebut sangat lah menarik. Hanya menurutnya hingga saat ini jiwa gotong royong itu terkikis oleh karena keadaan. Terlepas dari pada itu kata pria yang akrab disapa Romo, semestinya gotong royong itu menjadi patokan bersama untuk melawan virus corona atau Covid-19 ini.
“Jiwa gotong royong ini terkikis dengan munculnya ego sektoral masyarakat. Tapi pada kesempatan ini saya pribadi, saya ajak peserta sekalian untuk membahas jiwa gotong royong yang mulai luntur di antara kita semuanya. Padahal, kalau mengaku sebagai seorang pancasilais itu harusnya tumbuh berkembangnya jiwa gotong royong di antara semuanya. Covid-19 di sini masyarakat tanpa memandang SARA. Kita semua bersatu padu bergotong royong bagaimana meingkatakan kepekaan dan kepedulian sosial,” jelas Romo dalam diskusi nasional virtual tersebut.
Romo juga mengatakan, masyarakat Kepulauan Riau saat ini sudah cerdas dengan keadaan corona ini. Hanya saja, pria yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Kepri menyarankan pemerintah untuk terus memperhatikan masyarakat. Sebab kata Romo, sampai saat ini banyak keluhan masyarakat kepadanya terkait pembagian sembako yang tidak merata. Padahal, masyarakat juga butuh sebenarnya di tengah kesulitan ini.
“Untuk itu, kami menyarankan pemerintah Kepri dan daerah untuk memperhatikan betul nasib mereka. Penyaluran bantuan sediakalanya tepat sasaran. Mari, bergotong royong bersama sama dengan masyarakat, untuk menangani ciovid-19. Jiwa Gotong Royong seharusnya muncul saat sekarang ini. Terlebih pada saat masa Covid-19. Untuk membantu kemanusian. Bagi yang lebih menyisihkan sebagian hartanya untuk bantuan kemanusian,” imbaunya.
Sementara itu, Pembicara Nasional Firman Jaya Daeli mengatakan untuk menyongsong masa transisi New Normal setidaknya ada dua hal yang menjadi fundamental dilakukan oleh masyarakat. Pertama, tetap hidup produktif dan kedua membangun rasa optimistis aman dari Covid-19.
“Pergumulan dan tantangan kita. Gotong royong yang digagas Gamnis sebagai sebuah jawaban, sebagai sebuah solusi cerdas untuk menangani problem serius kita adalah yakni problem Covid-19 ini. Tantang kita ke depan adalah, masyarakat Indonesia ke depan, harus maju, harus bangkit. Ada dua hal yang pertama adalah, senantiasa hidup produktif dan tetap aman dari Covid-19,” kata Firman yang juga mantan Anggota DPR RI tersebut.
Ia mengatakan, hubungan erat pergerakan pertumbuhan ekonomi, pergerakan dan pertumbuhan sosial, dan juga pengembangan stabilitas keamanan dan politik harus dibangun dalam masa transisi ini. Untuk menguatkan Indonesia maju.Ia juga meminta masyarakat, agar tetap waspada, dan serius mencegah. Karena menurutnya, sampai sekarang belum ditemukan vaksin virus corona.
“Dalam rangka menuju New Normal, Indonesia maju yang berlandaskan pancasila dan UUD 1945 dilandasi dengan semangat Gotong Royong. Tanpa kebersamaan dan kebergotong royongan. Dapat menjadi hambatan,” tuturnya.
Selaras dengan itu, Prof Chablullah Wibisono di tengah wabah corona yang dikuatkan kedaulatan pangan. Di samping itu juga kata dia, penggalakan zakat masyarakat. “Galakan zakat secara professional , tentu perlu campur tangan pemerintah. Solusinya adalah bangun ekonomi kerakyatan bukan kapitalis. Kekuatan rakyat lah yang mengendalikan ekonomi. Baiknya pemerintah, agar mendorong masyarakat kita jangan hanya didik sebagai konsumsi. Tapi harus juga sebagai produsen,” kata Prof Chablullah.
Ia menyarankan kepada pemerintah, dan pelaku usaha dari komponen masyarakat pertama pemerintahan di Kepri perlu membangun Kedaulatan Pangan, dengan Agrobisnis dan Marine Industri, Menggalakkan Zakat untuk kesejahteraan masyarakat, Sitem Ekonomi yang dibangun di Kepri adalah Ekonomi Kerakyatan bukan Kapitalis/Liberalis. “Mayarakat harus diedukasi berperilaku hidup sederhana, tidak berperilaku konsumtif, dan Masyarakat perlu diedukasi tentang kesehatan efek dari perilaku yang religius,” papar Profesor.
Kepala RS Khusus Infeksi COVID-19 Pulau Galang dr. H. Khairul Ihsan Nasution, Sp.BS memaparkan seluk-beluk corona virus. Dan ia mengatakan, sebagai rumah sakit yang ditunjuk khusus pemerintah siap sedia menangani pasien. Ia menerangkan dalam pemaparan yang luar biasa, hingga saat ini RS Galang telah merawat 130 lebih pasien di sana.
“Dan Alhamdulillah, 100 persen sembuh. Bukan hanya OTG tapi orang bergejala penyakit penyertaan lainnya. Bagaiamana memutuskan mata rantai? Ikuti aturan protokol kesehatan, transparan, melakukan pemberitahuan kepada pihak petugas, sehingga diisolasi sehingga bisa ditangkis,’’ katanya menjelaskan.
Untuk saat ini tambahnya, ada 58 pasien yang masih dirawat di sana. Dan optimistis akan sembuh 100 persen. Khairul juga mengingatkan, untuk menyongsong masa transisi New Normal ini, agar masyarakat mentaati protocol kesehatan yang telah ditetapkan. “Jangan anggap sepele, Covid-19 ini adalah, sesuatu barang yang berbahaya. Jangan main-main dengan ini. Jangan sampai terjadi gelombang kedua di era New Normal,” pesannya.
Terkait dengan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) selama corona ini, aman terkendali. Dipaparkan Kabid Humas Polda Kepri Kombes Pol Harry Goldenhardt sejak pertama kali diumumkan darurat nasional, Kapolri Idham Azis langsung memerintahkan jajaran untuk membentuk operasi kemanusiaan yakni “Operasi Kontinjensi Aman Nusa Ii 2020”. Dan ia mengatakan, sejelan tema, juga dibutuhkan Polri untuk menjaga stabilitas kamtibmas. Artinya, dibutuhkan kerja sama semua elemen bangsa.
“Di sinilah Nampak kegotong royongan. Dan ini lah menjadi ciri khas bangsa Indonesia ini, yang tidak dimiliki oleh bangsa bangsa lain, dan sekarang kita diuji. Gotong royong merupakan kearafian lokal. Dampak transisi new normal Polri sebagai elemen Negara dalam menjaga situasi Kamtibmas bersama-sama dengan TNI dan pemangku kepentingan lainnya. Memiliki tanggung jawab bersama mencipatkan suasana kondusif selama Covid-19. Sehari setelah,Bapak Kapolri telah memerintah semua jajaran untuk menggelar operasi kemanusiaan,” jelasnya.
Polri dalam hal Polda Kepri kata Harry, sudah membentuk beberapa Satuan Tugas atau Satgas untuk menanggulangi wabah pandemic global ini. Pertama Satgas Deteksi, Satgas Pencegahan, Satgas Penanganan, Satgas Rehabilitas, satgas Penegakan hukum, dan keenam Satgas Operasi Siber. Semua satgas ini dikerahkan dan dimonitoring saat melakukan tugas dan tupoksi masing-masing.
“Kami melakukan mapping, melakukan penyidikan masalah sosial awal perjalanan Covid-19 sampai dengan sekarang. Termasuk kontraproduktif pemerintah, Pencegahaan kegiatan penyemprotan desinfektan pembagian masker kepada masyarakat. Satgas Penanganan mencoba untuk membantu rekan-rekan kami memiliki pendampingan melalui RS Bhayangkara. Menugaskan dokter dan medis untuk bisa bersinergi dengan pihak-pihak lain. Keempat Satgas Rehabilitas (pendampingan), Kelima Satgas Penegakan Hukum, Keenam Satgas Operasi (Siber opini masyarakat), terhadap mereka yang melakukan penimbunan sembako). Dan harapan kita, dalam tatanan New Normal ini, semua aman terkendali tentu untuk ketahanan bangsa dan Negara kita,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Penyelenggara Yustinus Halawa, SH, MH dan Sekjen GAMNIS Yanosokhi Gulu berharap apa yang telah didiskusikan dapat bermanfaat bagi masyarakat luas. “Harapan kita, pemaparan para bapak narasumber dapat menjadi sumbangsih saran. Dan kita dorong semua ini, demi Indonesia sehat,” kata Yustinus. “Harapan yang sama tentunya, semua elemen masyarakar termasuk Gamnis, menjadi bagian mensukseskan New Normal nanti. Pancasila dan UUD Abadi demi Indonesia sehat,” timpal Yanosokhi Gulo.
(tim/*)