
batamtimes.co , Kairo – Sebuah bom meledak di sebuah kompleks katedral di Kairo, Mesir saat umat Kristiani sedang melakukan ibadah misa pada hari Minggu pagi (11/12) waktu setempat. Ledakan tersebut menewaskan sedikitnya 25 orang dan melukai 49 lainnya. Mesir berkabung selama tiga hari.
Ledakan terjadi di Gereja Botrosiya, tempat umat Kristen Koptik Ortodoks melakukan ibadah. Sebanyak 200 orang berada di lokasi dan sedang bersiap-siap mendengar khotbah pendeta, lalu tiba-tiba bom meledak pukul 09.45 pagi waktu setempat.
Ledakan tersebut terjadi saat warga Mesir yang mayoritas Muslim sedang merayakan maulid (hari lahir) Nabi Muhammad. Umat Kristen memanfaatkan hari libur tersebut untuk beribadah di gereja. Komunitas Kristen Koptik Ortodoks adalah kelompok minoritas di Mesir yang mewakili 10 persen populasi. Mereka menjadi sasaran diskriminasi dari kelompok mayoritas Muslim dan juga serangan teror.
Pada 1 Januari 2011, Gereja St.Mark dan St. Peter di Alexandria dibom, menewaskan 23 orang. Sepuluh bulan kemudian, pasukan keamanan Pemerintah Mesir membunuh 28 umat Kristen yang melakukan aksi menentang perobohan sebuah gereja. Umat Kristen juga menjadi target seranagan saat terjadinya kudeta mantan Presiden Mohammed Morsi oleh Jenderal yang kini menjadi Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi.
Al-Sisi mengecam serangan tersebut dan menyatakan tiga hari berkabung. “Serangan teror diarahkan ke umat Muslim dan Koptik di Mesir. Mesir akan bangkit lebih kuat dan lebih bersatu akibat situasi ini,” kata al-Sisi di sebuath stasiun TV swasta.
Hingga saat ini belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan tersebut tetapi kecurigaan mengarah ke kelompok Islamic State cabang Mesir yang sebelumnya pernah melakukan serangan terhadap aparat keamanan dan pejabat pemerintahan Mesir tahun ini.
Pemerintah Amerika Serikat dan Dewan Keamanan PBB juga mengutuk serangan teror tersebut.
(Washington Post)