batamtimes.co,Surabaya – Hasil survei pra-pilkada di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, menunjukkan bahwa pengaruh politik uang atau money politics pada proses pilkada cukup besar. Dari 1.000 responden yang disurvei, sekitar 52,7 persen di antaranya menyatakan akan memilih pasangan calon yang memberinya imbalan uang.
“Saya yakin jika survei digelar di saat masa kampanye, angka penerima politik uang akan semakin besar, karena saat itu tim sukses mulai bergerak,” kata Direktur Indepth, Andri Riswandi, di Surabaya, Kamis (10/9/2015).
Dalam survei yang dilakukan secara acak di 27 kecamatan pada 25 Agustus hingga 5 September lalu itu juga mengungkap, pemilih mengambang atau “swing voters” masih di bawah 20. Artinya, pertarungan dua pasangan bakal berlangsung ketat.
“Dengan tingkat swing voters di bawah 20 persen, maka tidak ada pilihan lagi selain saling merebut simpati pemilih lawan untuk menang,” ujarnya.
Hasil survei elektabilitas pasangan Zainal Arifin-Dewi Khalifah yang diusung koalisi delapan partai politik, yakni Partai Demokrat, PAN, PPP, Partai Gerindra, Partai Golkar, PKS, Partai Hanura, dan Partai Bulan Bintang meraih suara 46,3 persen.
Sementara itu, pasangan petahana, Abuya Busyro Karim-Ahmad Fauzi, yang diusung gabungan dua partai politik, yakni Partai Kebangkitan Bangsa dan PDI Perjuangan, berada di bawahnya dengan 42,3 persen.
“Responden yang belum menentukan pilihan untuk calon bupati 15,5 persen, calon wakil bupati 18,5 persen, dan pasangan calon 11,4 persen,” jelasnya.
Pasangan Zainal Arifin-Dewi Khalifah dinilai memiliki peluang melainkan isu keberhasilan lawannya dalam membangun Sumenep lima tahun terakhir, karena hasil survei juga menyebutkan, penilaian kinerja pemerintah dan kepuasan pembangunan yang dinilai responden tidak terlalu bagus untuk pasangan petahana Busyro-Fauzi.
Apalagi, calon wakil bupati Dewi Khalifah yang juga mantan pesaing petahana di pilkada 2010, dinilai masih memiliki massa riil untuk merebut pemilih perempuan.
“Selain keluarga pesantren, Dewi Khalifah juga sebagai Ketua Umum Muslimat NU di Sumenep.” pungkas Andri.(net/KMP)