batamtimes.co , Batam – Abdul Khodir(50) bersama anak angkatnya Jamaludin merupakan pahlawan bagi 41 orang TKI Ilegal yang selamat dari tenggelamnya kapal pengangkut 101 TKI Ilegal diperairan Tanjung Bembang, Nongsa.Selasa(02/11).
Perjuangan kedua ayah dan anak ini perlu diberikan contoh dan teladan bagi warga Batam karena kedua menolong tampa pamrih dan rela kehilangan mata pencarian selama dua hari dan pantas saja keduanya mendapat penghargaan berupa peralatan dan uang oleh Kemenakertran RI atas jasanya.
Abdul Khodir saat ditemui awak media di Shelter milik Pemko Batam di Nongsa menceritakan kembali secara detail peristiwa naas yang menelan korban 54 orang TKI Ilegal. Ia bercetita sambil mata berkaca-kaca bahwa dirinya subuh dinihari usai sholat langsungbersama anaknya mencari ikan dilaut.
Dan hal ini sudah dilakukan rutin dan sudah berlangsung puluhan tahun bahkan sudah turun menurun, namun pada hari itu aneh dari hari biasanya, baik cuaca maupun para nelayan yang mencari ikan.
Biasanya para Nelayan turun cukup ramai dan saling bersua dilaut saat mencari ikan, namun subuh itu hanya dirinya bersama putra angkatnya yang pergi mencari ikan dan baru hirungan menit sampai dilokasi biasa dirinya mulai melebar kail mendengar suara jeritan minta tolong.
“Saya sangka suara anak saya, tetapi sayup-sayup terdengar suara perempuan minta tolong dan langsung saya buang kail mencari suara minta tolong tadi,” ujarnya bercerita disamping perempuan yang berhasil diselamtkannya.
Spontan dirinya melihat puluhan melihat korban berserakan dan langsung menaikan korban kedalam kapal kecilnya yang hanya muat 7 orang.
Bahkan dirinya memperkirakan jarak antara kecelakaan dengan pantai lebih kurang satu kilo dan dirinya tidak hapal sudah berpa kali membawa korban ketepi pantai dengan mesin 5 PK tersebut.
“Saya tidak hapal lagi berapa puluh kali bolak balik alik ketepi pantai membawa korban,” paparnya.
Kata Dia, yang terpintas bagi dia subuh itu adalah membantu sebagyak mungkin meyelematkan korban ketepi laut, apalagi dirinya merasa pili ketika korban menjerit minta tolong dan itu membuat kembali dirinya memacu membawa ketepi.
“Pokoknya terlintas hanya menyelamatkan korban sebanyak-banyaknya,” jelasnya.
Hal yang sama juga diungkapkan Jamaludin yang merupakan anak angkat Abdul Khodir, ia sempat shok melihat begitu ramai korban berserakan dilaut berusaha menyelamatkan diri dengan berenang sambil minta tolong.
Tampa pikir panjang saya langsung membantu karena saya sudah biasa hidup dilaut, namun segala daya upaya sudah saya lakukan dan kami hanya berhasil segitu dan pagi harinya baru dibantu warga setempat.
“Pokoknya yang terlintas hanya membantu mas tidak ada yang lain dan kami berharap tekong dihukum beratlah sesuai hukum kitalah,” jelasnya.
Sementara itu, salah seorang korban asal NTB EN mengatakan, dirinya kalau tidak diselamtkan pak Khodir tidak tahulah mungkin sama bersama teman-teman lainnya, namun dirinya beruntung dibantu beliau.
“Saya ucapkan terima kasih terhadap Bapak anak ini, ” ujarnya sambi meneteskan air mata.
Pewarta : Adi