Batam – batamtimes.co – Operasi Keselamatan Seligi 2024 berjalan selama delapan hari , dan sudah 415 pengendara yang dilakukan penindakan.
Hal itu mencerminkan Tingkat kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas di Kota Batam masih kurang, khususnya menyangkut keselamatan diri sendiri.
Dirlantas Polda Kepri, Kombes Pol Tri Yulianto menjelaskan penindakan yang dilaksanakan melalui Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE).
Dari 415 pelanggaran yang ditindak sebanyak 107 tilang diberikan kepada pengendara yang tidak menggunakan helm.
“Ini sangat berbahaya karena jika pengendara terjatuh, tidak ada pelindung kepala yang merupakan bagian tubuh yang sangat patal jika terjadi benturan,” ujar Tri, Selasa (12/3/2024).
Selain pelanggaran tidak mengenakan helm ada ssbanyak 261 tilang diberikan kepada pengendara yang tidak menggunakan sabuk pengaman.
Kemudian sebanyak 10 pengendara bermotor mendapat tilang kepada pengemudi yang menggunakan handphone saat berkendara.
“Kami juga memberikan tilang kepada 32 pengendara yang menggunakan pelat nomor palsu,” kata Tri.
Sementara 5 tilang lainnya diberikan kepada penumpang yang tidak menggunakan helm.
Tri menjelaskan untuk tingkat kecelakaan hingga saat ini cukup menurun dari tahun 2023 lalu.
Selama dua bulan lebih di tahun 2024 Ditlantas Polda kepri mencatag sebanyak 22 kasus.
Dimana korban meninggal dunia (MD) sebanyak 2 orang, korban luka berat (LB) 8 orang, serta jumlah korban luka ringan (LR) 29 orang.
Untuk tahun 2023 lalu dari januari hingga maret Ditlantas Polda kepri mencatat 23 kecelakaan dimana korban meninggal dunia 2 orang.
Kemudian korban luka berat (LB) 9 orang dan korban luka ringan (LR) sebanyak 30 orang.
Tri Yulianto menyampaikan Ditlantas Polda Kepri terus melaksanakan kegiatan pre-emptif seperti penyuluhan lalu lintas (Binluh) dan sosialisasi keselamatan.
“Kami juga aktif melaksanakan gerakan keselamatan secara offlinemaupun online kepada siswa-siswi sekolah dan masyarakat sekitar, serta kepada perusahaan-perusahaan di Kepri,” ungkapnya.
Pelaksanaan operasi dilapanga juga tetap mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan terhadap pelanggaran lalu lintas, dengan memastikan penerapan mekanisme dan prosedur yang telah ditetapkan.
“Kita juga melakukan evaluasi secara berkelanjutan terhadap kegiatan dan tindakan yang dilakukan, diharapkan dapat terus meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam upaya peningkatan keselamatan berlalu lintas,” kata Tri.