Batamtimes.co – Natuna –
Sejak KM Bukit Raya diketahui berhenti operasi (Docking) pada tanggal 07 April 2019 untuk melayani rute pelayaran di wilayah perbatasan Natuna -Anambas. Akibat KM Bukit Raya mengalami kerusakan mesin pada Cylinder head nomor 1 motor induk kanan, kapal tidak bisa berlayar dengan menggunakan satu mesin dengan aspek keselamatan dan keamanan kapal.
KM Bukit Raya melakukan perbaikan oleh teknis tim running repair di PT. DKB galangan 1 Tanjung Priok, Jakarta mulai 12 April 2019 selama 4 (Empat) hari.
Hal itu diketahui ketika Nota dinas yang dikirimkan Vice President Teknik PT. Pelni Stop Operasi kepada pemerintah Kabupaten Natuna.
Akibat dampak KM Bukit Raya tidak beroperasi tersebut sangat dirasakan oleh warga masyarakat di daerah pulau-pulau kecil. Hal ini diakui Camat Serasan M.Amin kepada media dikonfirmasi lewat WhatsApp miliknya pada Kamis (11/04/2019).
Selama ini kapal penumpang satu-satunya menjadi andalan masyarakat yang melayani pelayaran dari Ranai ke Serasan Subi dan Midai adalah KM Bukit Raya. Ketika KM Bukit Raya dikabarkan berhenti operasi (Docking) warga masyarakat di daerah SMS.
Mengeluh dan sangat merasakan kesulitan untuk melakukan perjalanan ke Ranai ataupun sebaliknya sebab angkutan penumpang kedaerah perbatasan tersebut sangat minim, sebutnya.
Sementara itu pihak PT. Pelni belum ada mengirimkan kapal pengganti, terpaksa warga masyarakat menumpangi kapal pengangkut Bahan Bakar Minyak (BBM)
milik warga dengan sistem carteran.
Menurutnya kondisi ini sangat menyulitkan masyarakat untuk melakukan perjalanan selain itu juga sangat membahayakan jiwa penumpang. Sebab KM pengangkut barang BBM, bukan untuk membawa penumpang
tidak dilengkapi alat keselamatan pelayaran seperti pelampung, apalagi melihat kondisi laut lepas Natuna dan gelombang tinggi akan mengancam nyawa para penumpang.
Masyarakat juga menyadari akan ada bahaya mengancam keselamatan jiwa mereka, tetapi mau tak mau dan suka tak suka terpaksa menggunakan kapal barang karena tidak ada pilihan angkutan lain, ucap Amin.
Sementara itu Kata Amin, KM Sabut Nusantara 80 melayari rute Pontianak Serasan, Subi dan Ranai Selat lampa dengan sistim keliling, bukan jalur bolak balik, melihat situasi dan kondisi ini masyarakat berharap kepada pihak PT. Pelni untuk mengirimkan kapal pengganti untuk angkutan penumpang khususnya di wilayah pulau-pulau yang terisolir, pintanya.
Sebelumnya Bupati Hamid Rizal sudah mengambil langkah cepat dengan sudah menyurati pihak PT. Pelni untuk meminta kapal pengganti KM Bukit Raya.
Hamid mengaku meminta 3 (Tiga) kapal Sabuk Nusantara sekaligus sebagai pengganti KM Bukit Raya, meskipun kapasitasnya kecil tapi masih ada angkutan sementara. Sebab warga masyarakat di Pulau-.pulau sangat membutuhkan, ungkapnya di sela-sela acara pelantikan GOW digedung Sri Serindit Ranai (09/04/2019) kemarin.
Dia berharap melalui surat Bupati Natuna pemerintah Kabupaten Natuna yang sudah dikirimkan agar secepatnya di respon pihak PT. Pelni dan mengirimkan kapal Sabuk Nusantara sebagai penggantinya, tegas Hamid.
(Red/Pohan)