Jeddah- Dalam penutupan kursus BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) di Arab Saudi angkatan ke-15, pada tanggal 26 Juni 2019 di KJRI Jeddah, Konjen RI Jeddah, Dr. Mohamad Hery Saripudin, menyampaikan harapannya agar para lulusan kursus BIPA dapat terus mengembangkan pengetahuan Bahasa Indonesianya dan dapat meningkatkan hubungan kerjasama antara Indonesia dan Arab Saudi di segala bidang.
Kegiatan BIPA angkatan ke-15 ini mencatat sejarah jumlah pendaftar terbanyak selama kursus BIPA yang telah dilaksanakan di KJRI Jeddah sejak tahun 2006. Hingga akhir pendaftaran yang ditutup pada akhir Januari 2019, telah terdaftar sebanyak 262 calon peserta BIPA yang berasal dari berbagai latar belakang pekerjaan seperti pegawai pemerintah, pengusaha, dosen, dan masyarakat Arab Saudi yang ingin lebih mengenal Indonesia lainnya.
Pelaksana Fungsi Pensosbud-2, Tubagus M. Nafia, yang sekaligus menjadi penanggung jawab program BIPA, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kursus BIPA periode I tahun 2019 yang telah dilaksanakan dari tanggal 19 Februari s/d 10 April 2019 dengan jumlah pertemuan sebanyak 15 kali.
“BIPA tahun ini mengakomodir 61 orang peserta dari 262 orang peserta pendaftar yang merupakan hasil dari seleksi penerimaan yang ketat. Karena keterbatasan tempat dan untuk kenyamanan serta keefektifan proses belajar mengajar, jumlah peserta kami batasi, peserta dibagi dalam dua kelas, A dan B. Kelas A berjumlah 30 orang dengan waktu belajar (Minggu dan Selasa) dan kelas B berjumlah 31 orang dengan waktu belajar (Senin dan Rabu) dan kursus dimulai dari jam 17.00 s.d 20.00”. Ujar Tubagus seperti yang disampaikan ke Batamtimes.
Konsul Jenderal RI Jeddah, Dr. Mohamad Hery Saripudin, dalam sambutannya mengatakan bahwa bahasa Indonesia sudah menjadi bahasa yang diminati oleh warga Saudi, lebih-lebih lagi menurut informasi dari pengusaha Macca Chamber of Commerce (Kadin) Mekkah, ada dekrit Raja Salman yang mendorong para pengusaha di bidang haji dan umrah agar dapat mempelajari bahasa Indonesia, karena Indonesia satu-satunya negara pengirim jemaah haji terbesar tahun ini dengan jumlah 231 ribu orang. Dengan menguasai Bahasa Indonesia, komunikasi Bapak-bapak dengan jemaah haji Indonesia akan lebih komunikatif dan lebih mudah.
“KJRI Jeddah berupaya mempromosikan hubungan bilateral Indonesia – Arab Saudi ke tingkat yang lebih tinggi dan lebih akrab lagi. Hal tersebut salah satunya adalah melalui program kursus BIPA”. Ucap Konjen pada saat menutup acara kursus BIPA.
Disebutkan Konjen Hery, bahwa setiap bulan paling tidak ada 100 ribu orang Indonesia berlalu lalang sekitar Makkah dan Madinah dan merekalah yang menjadi agen promosi Indonesia dan mereka juga akan berinteraksi dengan masyarakat Saudi, melalui interaksi inilah hubungan kedua negara akan dipererat. Karena lanjut Konjen Hery, hubungan diplomatik itu bukan monopoli pemerintah saja dan bukan pejabat Indonesia dengan pejabat Arab Saudi saja tapi yang lebih penting hubungan masyarakat dengan masyarakat (people to people).
“Kami mempunyai rencana menyelenggarakan program reuni akbar para alumni kursus BIPA dari angkatan pertama sampai dengan angkat 15 dan untuk keberhasilan pelaksanaannya diperlukan partisipasi dan dukungan dari para peserta kursus BIPA. Kami mengagap bapak bukan sebagai mitra lagi tapi sudah sebagai anggota keluarga besar KJRI Jeddah. Ke depannya Keluarga besar BIPA ini bisa dimanfaatkan untuk hubungan sosial, promosi kebudayaan, bisnis dan parawisata. Hal ini mendukung program Kerajaan Arab Saudi dalam Saudi Vision 2030 dan diharapkan menjadi pelobi-pelobi Indonesia di Arab Saudi”. Papar Konjen Hery.
Di akhir sambutannya, sebelum menutup secara resmi, Konjen Hery menyampaikan 3 pesan. Pertama ucapan selamat kepada para peserta BIPA yang telah dinyatakan lulus, kedua agar apa yang sudah diperoleh di dalam kelas tetap dipertahankan dan ketiga ingin menjadikan para alumi BIPA menjadi keluarga besar KJRI Jeddah sehingga diharapkan menjadi pelobi-pelobi Indonesia di Kerajaan Arab Saudi.
Peserta BIPA belajar membaca, menulis, menyimak dan berbicara bahasa Indonesia dalam 15 kali pertemuan. Pembelajaran juga dilakukan secara interaktif dan terbuka menggunakan multimedia. Pada masa akhir kursus, semua peserta BIPA diwajibkan mengikuti ujian akhir untuk penilaian kemampuan penguasaan dasar Bahasa Indonesia.
Sebelum berakhir acara penutupan, ditampilkan 4 orang peserta kursus BIPA terbaik untuk berbicara dengan bahasa Indonesia di depan Konjen RI untuk menunjukan kemampuan yang dicapai selama mengikuti kursus BIPA, sehingga menambah keakrab dan kehangatan suasana acara tersebut.
(red/KJRI JEDDAH/Budi Karya)