Tepuk Tepung Tawar, Simbol Restu bagi Gubernur dan Wakil Gubernur Riau

0
256
Keterangan foto : Masyarakat Riau menyaksikan prosesi adat penuh makna dalam budaya Melayu, yaitu Tepuk Tepung Tawar, yang digelar sebagai bentuk penyambutan bagi Gubernur Riau Abdul Wahid dan Wakil Gubernur Riau SF Hariyanto.(Humas)

Pekanbaru – batamtimes.co –  Masyarakat Riau kembali menyaksikan prosesi adat penuh makna dalam budaya Melayu, yaitu Tepuk Tepung Tawar, yang digelar sebagai bentuk penyambutan bagi Gubernur Riau Abdul Wahid dan Wakil Gubernur Riau SF Hariyanto. Acara sakral ini berlangsung di Balairung Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau, pada Sabtu (01/03/2025).

Sebagai salah satu tradisi penting dalam adat Melayu, Tepuk Tepung Tawar kerap dilakukan dalam berbagai momen istimewa, seperti pernikahan, peresmian jabatan, hingga penyambutan tamu kehormatan. Prosesi ini mengandung doa dan harapan agar seseorang diberikan keselamatan, keberkahan, serta kemudahan dalam menjalankan amanahnya.

Pada kesempatan ini, Gubernur Abdul Wahid dan Wagubri SF Hariyanto duduk berdampingan, sementara tokoh-tokoh adat secara bergantian menaburkan tepung tawar ke tangan mereka. Setiap taburan disertai dengan doa kebaikan, dengan harapan kepemimpinan mereka membawa manfaat bagi masyarakat Riau.

Balai Adat LAM Riau dipenuhi tamu dari berbagai kalangan, mulai dari pemangku adat, tokoh masyarakat, jajaran Forkopimda, hingga ratusan warga yang turut menyaksikan momen sakral ini. Suasana terasa khidmat saat lantunan syair dan doa dalam bahasa Melayu menggema, mengiringi prosesi yang sarat makna tersebut.

Gubernur Abdul Wahid tampak haru menerima tepung tawar dari sejumlah tokoh adat. Sementara itu, Wagubri SF Hariyanto menunjukkan ekspresi penuh hormat atas penghormatan yang diberikan kepadanya.

Dalam sambutannya, Gubernur Wahid mengapresiasi LAM Riau yang telah menggelar upacara adat ini dengan khidmat. Ia menilai momen ini sebagai simbol sinergi antara pemerintah dan masyarakat adat dalam membangun Riau.

“Saya juga tidak menyangka bahwa hari ini bertepatan dengan 1 Ramadhan dan 1 Maret. Ini menjadi tanda awal yang baik. Kami ingin meminta tunjuk ajar kepada tokoh adat dan masyarakat sebelum menjalankan amanah ini,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menegaskan komitmennya untuk menjunjung tinggi adat dan budaya Melayu dalam setiap kebijakan yang diambil.

“Kita berada di tanah Melayu Riau yang kita cintai. Sudah menjadi keharusan bagi kita untuk menjaga kebudayaan daerah ini yang bersendikan Islam. Mudah-mudahan adat seperti ini tidak kita lupakan dan terus kita lestarikan,” tambahnya.

Dengan restu dari para tetua adat, kini Gubernur Wahid dan Wagubri SF Hariyanto mengemban amanah besar untuk memajukan Riau. Tak hanya dalam aspek pembangunan, tetapi juga dalam menjaga warisan budaya yang telah diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat Melayu.

 

Penulis : Adi

Editor : Pohan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here