Menristekdikti : Sebanyak 140 Universitas Abal-Abal Ditutup Tahun 2016

0
981
Personel kepolisian membongkar plang kampus yang mengeluarkan ijazah palsu di Jalan Marelan, Medan, Sumatera Utara, Kamis (28/5). Sebelumnya polisi menangkap MY (63) Rektor University of Sumatera yang telah mengeluarkan seribuan ijazah palsu dan telah beroperasi sejak tahun 2003. ANTARA

batamtimes.co , Yogyakarta – Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Prof Mohamad Nasir tegas menyatakan telah menutup 140 perguruan tinggi ‘abal-abal’ selama tahun 2016 lalu, dari total 243 perguruan tinggi di Indonesia yang masuk daftar pembinaan.

“Sudah tidak ada lagi perguruan tinggi abal-abal, sudah kita tutup. Walau punya izin, kampus abal-abal itu tidak mengikuti proses pembelajaran yang benar. Tidak ada kuliah tetapi memberikan ijazah,” ujar M Nasir saat launching Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) di Yogyakarta, Jumat(10/3).

“Tetapi di Yogyakarta tidak ada, Yogya bebas dari kampus abal-abal,”

Dia menambahkan sebanyak 103 kampus masih dalam tahap pembinaan dan sudah mulai menunjukkan perbaikan.

Namun menurutnya, dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia yang jumlahnya mencapai 4.520, yang mampu menembus 500 perguruan tinggi terbaik dunia jumlahnya masih minim, dan hanya perguruan tinggi yang terkemuka seperti Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Gadjah Mada.

Jika dibandingkan dengan Tiongkok yang jumlah penduduknya mencapai 1,4 miliar, hanya ada 2.824 perguruan tinggi, sedang Indonesia, dengan jumlah penduduk 255 juta, justru memiliki perguruan tinggi yang lebih banyak.

Namun, lanjut M Nasir, belasan perguruan tinggi di Tiongkok mampu menembus 500 perguruan tinggi terbaik dunia.

“Penduduk China yang jumlahnya enam kali lipat dari Indonesia, hanya punya 2,824 perguruan tinggi, sementara Indonesia jumlah perguruan tingginya dua kali lipat dari China. Bagaimana jika mahasiswa China berbondong-bondong ke Indonesia,” katanya.

Karena itu, jumlah perguruan tinggi yang besar di Indonesia juga harus seimbang dengan kualitas. Nasir meminta agar perguruan tinggi di Indonesia melakukan perbaikan dengan kerja keras dan kerja cerdas.

 

(red/B.satu)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here