Batam – Masih dalam peringatan HUT ke-75 Kemerdekaan Indonesia, KJRI Jeddah mengimplementasikan. tagline Indonesia Maju, melalui upaya menggenjot nilai ekspor Indonesia ke Saudi melalui pemberdayaan berbagai UKM di daerah, untuk sektor pangan dan mebel. Kali ini dengan menggandeng KADIN Mekkah, tim Ekonomi dan Perdagangan KJRI Jeddah bekerjasama dengan Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Eskpor Indonesia (BPPEI) Kemendag RI menghadirkan lima UKM di bidang pangan dan lima UKM di bidang mebel, untuk dipertemukan dengan para importir Saudi melalui skema virtual B2B Meeting.
Sejalan dengan narasi yang disampaikan oleh Presiden Jokowi dalam pidatonya pada saat Sidang Tahunan MPR RI pada 14 Agustus 2020, salah satu faktor penopang kemajuan ekonomi nasional adalah melalui pemberdayaan UKM. Pelibatan UKM untuk menggenjot ekspor di tengah kemunduran ekonomi di Saudi, diharapkan dapat turut menguatkan ekonomi daerah di Indonesia.
Konjen Eko Hartono dalam sambutannya menyampaikan bahwa Saudi memiliki ketergantungan cukup tinggi terhadap impor makanan, sekitar 80 persen, sehingga pemerintahnya berkepentingan untuk terus menjaga rantai pasok makanan ke dalam negeri.
“Dalam konteks ini, Indonesia memiliki peluang untuk mengisi kebutuhan Arab Saudi. Ditekankan juga bahwa sektor properti yang berkembang di Saudi, membutuhkan banyak pasokan mebel berkualitas. Pengrajin mebel di Indonesia diharapkan dapat mengisi peluang-peluang ini dengan harga yang bersaing, karena selama ini pasar mebel di Saudi banyak dikirim dari negara-negara Barat dengan harga yang relatif tinggi.”kata Eko, Kamis, (19/8/2020).
Ditambahkan, B2B virtual ini diisi dengan presentasi dari para UKM di Indonesia, memperkenalkan keunggulan produk masing-masing. para UKM ini sudah terkurasi oleh BPPEI, sehingga produk dan kualitasnya sudah terjamin dan siap ekspor. Selanjutnya para pengusaha/importir Saudi akan menindaklanjuti transaksi dengan calon mitra UKM pilihan mereka masing-masing.
Target potensial pasar di Saudi termasuk para jemaah umroh dan haji asal Indonesia. Produk makanan asal Indonesia berpotensi terserap oleh pasar ini, mengingat preferensi kuliner jemaah Indonesia masih berkiblat ke cita rasa nusantara. Sementara produk-produk mebel Indonesia dapat memenuhi hotel-hotel tempat mereka tinggal selama beribadah di tanah suci.
Di tengah menurunnya perekonomian dunia, para Diplomat Indonesia dituntut untuk bermanuver mencari berbagai peluang bisnis global untuk menjaga kekokohan pilar ekonomi nasional. Para UKM yang mewakili perekonomian rakyat kini menjadi salah satu prioritas KJRI Jeddah dalam mengemban misi diplomasi ekonomi.
“Salah satu capaian diplomasi ekonomi KJRI Jeddah adalah penandatanganan MoU antara BPOM RI dan Saudi Food and Drugs Authority (SFDA), pada tanggal 13 Agustus 2020 lalu. MoU tersebut diharapkan dapat mempermudah proses ekpor produk-produk makanan dan obat-obatan ke Saudi.”ungkapnya
Sekiranya pandemi Covid-19 sudah mereda, KJRI Jeddah mengundang para UKM Indonesia untuk berpartisipasi pada Jeddah Trade Expo 2020 di bulan Desember mendatang. Kemudian pada bulan Februari 2021, KJRI akan kembali menyelenggarakan Indonesian Hajj Expo, sebuah pameran tahunan untuk mempromosikan beragam produk Indonesia untuk mengisi kebutuhan jemaah haji Indonesia pada khususnya, mulai dari makanan, pakaian, hingga layanan perbankan dan asuransi.
Saat ini, Indonesia masih bisa berbangga karena nilai perdagangan non-migas bilateral dengan Saudi masih tercatat surplus. Industri pangan Indonesia masih memilki kemampuan produksi yang baik, sehingga kekuatan ekspor dapat terjaga.
“Dengan amunisi ini, KJRI Jeddah akan terus mengejar para pengusaha, importir, serta investor Saudi, dan menjejali mereka dengan ragam bisnis Indonesia, untuk rakyat Indonesia, untuk Indonesia Maju. “pungkasnya.
(red/ Akhmad Baihaqi)