Terkait penanganan Covid – 19, Wali Kota Batam mengikuti rapat bersama Panglima TNI dan Kapolri

0
427

Batam – Wali Kota Batam, Muhammad Rudi mengikuti rapat bersama Panglima TNI dan Kapolri di Bandara Internasional Hang Nadim, Jumat (12/6/2020). Rapat yang berlangsung sebelum masuk waktu salat Jumat ini membahas tentang penanganan corona virus disease (Covid-19).

Usai rapat rombongan melanjutkan kunjungan ke Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Covid-19 di Galang. Pada kunjungan ini, Panglima TNI bersama Kapolri menyerahkan bantuan bagi operasional dan tenaga medis di RSKI Galang.

Terdapat 300 bingkisan yang diberikan kepada tenaga medis dan petugas jaga RSKI Galang. Tiap kotak bingkisan berisikan beras 10 kg, mie instan 10 bungkus, 10 kaleng susu Bear Brand, serta 1 kaleng wafer Tango.

Sedangkan untuk rumah sakit, Panglima TNI beserta Kapolri memberikan bantuan berupa dua unit mobil operasional. Penyerahan mobil operasional dilaksanakan di Bandara Internasional Hang Nadim. Sementara bingkisan untuk tenaga medis diserahkan di RSKI Galang.

Pada kunjungan ini Panglima TNI dan Kapolri sekaligus meninjau fasilitas yang ada di rumah sakit tersebut. Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menilai fasilitas RSKI Galang ini sudah sangat baik. Bahkan akan menjadi contoh rumah sakit penanganan Covid-19 lainnya.

“Fasilitasnya sangat memenuhi syarat untuk observasi, isolasi, maupun perawatan. Contohnya fasilitas ICU yang sudah menggunakan tekanan negatif, sehingga objek ukuran milimikro bisa keluar dari ruangan tersebut. Kemudian satu kamar satu pasien dengan oksigen central, dan tiap kamar ada kamar mandi. Rumah sakit lain sudah mulai membangun sesuai standar di rumah sakit Batam ini,” paparnya.

Ia juga mengajak masyarakat untuk siap menghadapi kehidupan normal baru. Saat ini sudah masuk masa transisi pada situasi normal baru dan menuju kepada masyarakat yang produktif serta bebas covid-19. Langkah yang tetap harus diperhatikan dalam masa transisi ini adalah disiplin mematuhi protokol kesehatan.

“Vaksin belum ditemukan artinya kemungkinan terpapar bisa terjadi, apabila tidak melakukan apa yang sudah menjadi instruksi pemerintah dan WHO (organisasi kesehatan dunia),” tutur Hadi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here